Selasa, 11 Juni 2013

PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN GLOBAL TEKNOLOGI INFORMASI

BAGIAN I  MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

1.1 Bisnis dan TI
Pentingnya strategi dan operasi teknologi informasi dalam bisnis tidak lagi diragukan. Seperti yang tampak dalam abad ke-21, banyak perusahaan di seluruh dunia berkeinginan untuk mengelola dirinya sendiri menjadi pembangkit daya (power-house) bisnis global melalui berbagai investasi besar dalam e-business, e-commerce, dan usaha TI lainnya yang global. Jadi, terdapat kebutuhan nyata bagi para manajer bisnis dan praktisi bisnis untuk memahami bagaimana mengelola fungsi organisasi yang penting ini.
1.2 Mengelola Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah komponen penting dalam keberhasilan bisnis perusahaan. Akan tetapi, teknologi informasi juga merupakan sumber daya bisnis penting yang harus dikelola dengan benar. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam memastikan keberhasilan atau yang memberi kontribusi pada kegagalan usaha bisnis strategis perusahaan. Oleh karena itu, mengelola sistem dan teknologi informasi yang mendukung proses bisnis modern perusahaan adalah tantangan besar untuk para manajer bisnis dan TI, serta praktisi bisnis. Ilustrasi salah satu pendekatan untuk mengelola teknologi informasi dalam perusahaan besar dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Pendekatan manajerial memiliki tiga komponen utama :
  • Mengelola pengembangan dan implementasi bersama berbagai strategi bisnis/TI. Dipimpin oleh CEO dan CIO (Chief Information Officer), proposal dikembangkan oleh para manajer bisnis dan pakar TI untuk menggunakan TI agar dapat mendukung prioritas strategis bisnis perusahaan. Proses perencanaan bisnis/TI sesuai dengan tujuan bisnis strategis TI. Proses tersebut juga meliputi evaluasi proyek bisnis/TI yang diajukan.
  • Mengelola pengembangan dan implementasi aplikasi dan teknologi bisnis/TI baru. Ini adalah tanggung jawab utama dari CIO dan CTO (Chief Technology Officer). Area manajemen TI ini melibatkan pengelolaan proses pengembangan sistem informasi dan implementasinya, serta tanggung jawab penelitian ke dalam penggunaan bisnis yang strategis atas teknologi informasi baru.
  • Mengelola organisasi TI dan infrastruktur TI. CIO dan para manajer TI berbagi tanggung jawab untuk mengelola pekerjaan para pakar TI yang biasanya diatur dalam berbagai tim proyek serta subunit organisasi lainnya. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk mengelola infrastruktur TI dari hardware, software, database, jaringan telekomunikasi, dan sumber daya TI lainnya, yang harus diperoleh, dioperasikan, dimonitor, dan dipelihara.
Gambar 1. Komponen utama dari manajemen teknologi informasi

1.3 Perencanaan Bisnis/TI
Pada Gambar 2. mengilustrasikan proses perencanaan bisnis/TI, yang berfokus pada penemuan pendekatan inovatif untuk memasukkan nilai pelanggan perusahaan dan tujuan nilai bisnis perusahaan. Proses perencanaan ini mengarah pada pengembangan model strategi dan bisnis untuk berbagai aplikasi, proses, produk, dan layanan baru. Kemudian perusahaan dapat mengembangkan strategi TI dan arsitektur TI yang mendukung pembangunan dan implementasi aplikasi bisnis mereka yang baru saja direncanakan.
Gambar 2. Proses perencanaan bisnis/TI menekankan pada fokus nilai pelanggan dan bisnis untuk mengembangkan strategi dan model bisnis, serta arsitektur TI untuk aplikasi bisnis.
Baik CEO maupun CIO perusahaan harus mengelola pengembangan strategi pelengkap dalam bisnis dan TI untuk memenuhi nilai pelanggan dan visi nilai bisnis mereka. Proses adaptasi bersama ini diperlukan karena teknologi informasi cepat berubah, tetapi merupakan komponen penting dalam banyak usaha bisnis yang strategis. Proses perencanaan bisnis/TI memiliki tiga kompenen utama :
  • Pengembangan strategi. Mengembangkan berbagai strategi bisnis yang mendukung visi bisnis perusahaan. Contohnya, menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem e-business inovatif yang berfokus pada nilai pelanggan dan bisnis.
  • Manajemen sumber daya. Mengembangkan berbagai rencana strategi untuk mengelola atau melakukan outsourcing atas sumber daya TI perusahaan, termasuk personel SI, hardware, software, data, dan sumber daya jaringan.
  • Arsitektur teknologi. Membuat pilihan TI strategis yang mencerminkan artistektur teknologi informasi yang didesain untukmendukung usaha bisnis/TI perusahaan.
1.3.1 Arsitektur Teknologi Informasi
Arsitektur TI yang dibuat oleh proses perencanaan strategis bisnis/TI adalah desain konseptual, atau cetak biru, yang meliputi komponen utama berikut ini :
  • Platform teknologi. Internet, intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya, sistem komputer, software sistem, serta software aplikasi perusahaan terintegrasi memberikan infrastruktur, atau platform, untuk komputasi dan komunikasi yang mendukung penggunaan strategis teknologi informasi bagi e-business, e-commerce, dan aplikasi bisnis/TI lainnya.
  • Sumber daya data. Banyak jenis database operasional dan khusus, termasuk gudang data dan database internet/intranet yang menyimpan dan memberikan data serta informasi untuk proses bisnis dan dukungan keputusan.
  • Arsitektur aplikasi. Aplikasi bisnis dari teknologi informasi didesain sebagai arsitektur terintegrasi atau portofolio dari sistem perusahaan yang mendukung usaha bisnis strategis, serta proses lintas fungsi bisnis. Contohnya, arsitektur aplikasi harus meliputi dukungan untuk ERP terintegrasi dan aplikasi CRM.
  • Organisasi TI. Struktur organisasi dari fungsi SI dalam perusahaan dan penyebaran para pakar SI didesain untuk memenuhi strategi yang berubah dari bisnis. Bentuk dari organisasi TI bergantung pada filosofi manajerial dan strategi bisnis/TI yang dibentuk selama proses perencanaan strategis.
1.4 Mengelola Fungsi SI

1.4.1 Mengatur TI
            Pada awal-awal tahun komputasi, perkembangan komputer mainframe besar dan jaringan serta terminal telekomunikasi menyebabkan pemusatan (centralization) hardware, software, database, dan pakar informasi di tingkat perusahaan dari suatu organisasi. Selanjutnya, perkembangan minikomputer dan mikrokomputer mempercepat tren penyusutan (downsizing), yang mengkonfirmasikan pergerakan kembali menuju desentralisasi (decentralization) oleh banyak perusahaan. Jaringan klien/server yang terdistribusi di perusahaan, departemen, kelompok kerja, dan tingkat tim menjadi kenyataan. Hal ini mendorong pergeseran ahli database dan informasi ke beberapa departemen, dan mendorong pembuatan pusat informasi untuk mendukung komputasi oleh pemakai akhir dan kelompok kerja.
Akhir-akhir ini, trennya adalah membuat pengendalian yang lebih terpusat di seluruh manajemen sumber daya TI perusahaan, sementara masih tetap melayani kebutuhan strategis unit-unit bisnisnya, terutama usaha e-business dan e-commerce mereka. Hal ini menghasilkan pengembangan struktur hybrid dengan komponen terpusat dan terdesentralisasi yang dapat dilihat pada Gamabr.3.
Gambar 3. Komponen organisasional fungsi TI
            Beberapa perusahaan membentuk fungsi sistem informasinya masuk ke dalam anak perusahaan SI yang menawarkan layanan SI ke organisasi eksternal serta induk perusahaan mereka sendiri. Perusahaan lainnya membuat atau memebentuk unit bisnis e-commerce atau unit bisnis yang berkaitan dengan internet, atau kelompok TI dalam perusahaan atau unit bisnis terpisah. Perusahaan lainnya mengontrakkan keluar (outsourcing), yaitu mengalihkan semua bagian dari operasi SI perusahaan ke kontraktor luar yang disebut sebagai integrator system. Selain itu, beberapa perusahaan melakukan outsourcing untuk mendapatkan software dan mencari dukungan ke application service provider (ASP), yang akan menyediakan dan mendukung aplikasi bisnis dan software lainnya melalui internet serta intranet ke semua terminal kerja karyawan perushaan.

1.4.2 Mengelola Pengembangan Aplikasi  
Manajemen pengembangan aplikasi (application development management) melibatkan pengelolaan berbagai aktivitas seperti analisis dan desain sistem, pembuatan prototipe, pemrograman aplikasi, manajemen proyek, jaminan kualitas, dan pemeliharaan sistem untuk semua proyek pengembangan bisnis/TI yang besar. Mengelola pengembangan aplikasi membutuhkan pengelolaan berbagai aktivitas tim yang terdiri dari analis sistem, pengembang software, dan pakar SI lainnya yang bekerja dalam berbagai proyek pengembangan sistem informasi. Jadi, manajemen proyek adalah kunci tanggung jawab manajemen TI apabila menginginkan proyek bisnis/TI diselesaikan tepat waktu, dalam batas anggaran mereka, serta memenuhi tujuan desainnya. Selain itu, beberapa kelompok pengembang sistem telah membuat pusat pengembangan yang diisi dengan pakar SI. Peran mereka adalah untuk mengevaluasi berbagai alat pengembangan aplikasi baru dan membantu para pakar SI untuk menggunakannya agar dapat meningkatkan usaha perkembangan aplikasi mereka.

1.4.3 Mengelola Aplikasi SI
Manajemen operasi SI (IS operations management) berkaitan dengan penggunaan sumber daya hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia dalam perusahaan atau pusat data (data centers) unit bisnis (pusat komputer) dari sebuah organisasi. Aktivitas operasional yang harus dikelola meliputi operasi sistem komputer, manajemen jaringan, pengendalian produksi, dan dukungan produksi.
Sebagian besar aktivitas manajemen diotomatisasi melalui penggunaan paket software untuk manajemen kinerja sistem komputer. Pemonitor kerja sistem (system performance monitor) ini memonitor pemrosesan pekerjaan komputer, memebantu mengembangkan jadwal terencana operasi komputer yang dapat mengoptimalkan kinerja sistem komputer, serta menghasilkan statistik terinci yang tidak ternilai harganya untuk perencanaan dan pengendalian kapasitas komputer yang efektif.
Pemonitor kinerja sistem juga memasok informasi yang dibutuhkan oleh sistem pembebanan kembali (chargeback system) yang mengalokasikan biaya ke para pemakai berdasarkan pada layanan informasi yang diberikan. Semua biaya yang timbul dicatat, dilaporkan, dialokasikan, dan dibebankan kembali ke unit bisnis tertentu yang merupakan pemakai akhir, tergantung pada penggunaan mereka atas sumber daya sistem tersebut.
Banyak pemonitor kinerja juga memiliki kemampuan pengendalian proses (process control). Paket software semacam itu tidak hanya memonitor tetapi juga secara otomatis mengendalikan operasi komputer di pusat data yang besar. Beberapa menggunakan modul sistem pakar (expert system) bawaan yang didasarkan pada pengetahuan yang dikumpulkan dari para pakar dalam operasi sistem komputer serta sistem operasi teretntu. Pemonitor kinerja ini memebrikan operasi komputer yang lebih efisien daripada sistem yang dioperasikan oleh manusia. Mereka juga memungkinkan pusat data yang “berjalan” di beberapa perusahaan, tempat sistem komputer dioperasikan secara otomatis, khususnya setelah jam kerja normal.

1.4.4 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam TI
            Keberhasilan atau kegagalan dari organisasi layanan informasi terutama terletak pada kualitas orang-orangnya. Banyak perusahaan yang menggunakan computer merekrut, melatih, dan melatih kembali persobel SI yang berkualifikasi sebagai salah satu tantangan mereka. Mengelola fungsi layanan informasi melibatkan manajemen dari personel manajerial, teknis, dan administratif. Salah satu pekerjaan yang paling penting dari para manajer layanan informasi adalah untuk merekrut personel yang berkualifikasi dan untuk mengembangkan,mengatur, serta mengarahkan kemampuan kinerja yang ada saat ini. Para karyawan harus secara terus-menerus dilatih untuk dapat mengejar perkembangan terakhir dalam bidang yang bergerak cepat dan sangat berbau teknis.

1.4.5 CIO dan Eksekutif TI Lainnya
            Direktur TI  (Chief Information Officer - CIO) mengawasi semua penggunaan teknologi informasi dalam banyak perusahaan, dan menyesuaikannya dengan tujuan strategis bisnis. Jadi, semua layanan komputer tradisional, teknologi internet, layanan jaringan telekomunikasi, dan teknologi SI lainnya yang mendukung jasa adalah tanggung jawab CIO. Selain itu, CIO tidak mengarahkan aktivitas layanan informasi rutin. Sebagai gantinya, CIO berkonsentrasi pada perencanaan dan strategi bisnis/TI. Mereka juga bekerja denga CEO dan para eksekutif puncak lainnya untuk mengembangkan penggunaan yang strategis atas teknologi informasi dalam e-business dan e-commerce yang membantu membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam pasar.

1.4.6 Manajemen Teknologi
Perubahan dalam teknologi informasi, seperti kebangkitan PC, jaringan klien/server, dan internet serta intranet, telah datang secara cepat dan secara dramatis, serta diperkirakan akan berlanjut di masa mendatang. Perkembangan dalam teknologi sistem informasi telah, dan akan terus memiliki dampak besar atas operasi, biaya, lingkungan kerja manajemen, dan posisi bersaing banyak organisasi.
Jadi, semua teknologi informasi harus dikelola sebagai platform teknologi karena melakukan integrasi secara internal berfokus pada atau secara eksternal menghadapi berbagai aplikasi bisnis. Di banyak perusahaan, manajemen teknologi merupakan tanggung jawab utama dari Chief Technology Officer (CTO), yang bertanggung jawab atas semua perencanaan dan penggunaan teknologi informasi.

            1.4.7 Mengelola Layanan Pemakai
            Banyak perusahaan telah merespons dengan membuat fungsi-fungsi layanan pemakai (user service), atau layanan klien, untuk mendukung serta mengelola komputasi pemakai akhir dan kelompok kerja. Layanan pemakai akhir memberi baik peluang maupun masalah bagi para manajer unit bisnis.
Kebanyakan organisasi masih membuat dan menegakkan kebijakan untuk perolehan hardware serta software oleh para pemakai akhir dan unit bisnis. Hal ini memastikan kesesuaian mereka dengan standar perusahaan untuk hardware, software, dan konektivitas jaringan. Hal lain yang juga penting adalah pengembangan aplikasi dengan keamanan dan pengendalian kualitas yang memadai untuk menyebarkan kinerja yang benar dan menjaga integritas jaringan serta database perusahaan dan departemen.

1.5 Kegagalan dalam Manajemen TI
Mengelola teknologi informasi bukanlah tugas yang mudah. Fungsi sistem informasi memiliki masalah kinerja dalam banyak organisasi. Manfaat yang dijanjikan dalam teknologi informasi belum muncul dalam banyak kasus perusahaan. Dalam banyak organisasi, teknologi informasi tidak digunakan secara efektif dan efisien. Contohnya :
  • Teknologi informasi tidak digunakan secara efektif oleh berbagai perusahaan yang menggunakan TI terutama untuk mengkomputerisasikan proses bisnis tradisional dan bukannya untuk mengembangkan proses e-business yang inovatif dengan melibatkan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya, e-commerce, serta pendukung keputusan yang dijalankan melalui Web.
  • Teknologi informasi tidak digunakan secara efisien oleh sistem informasi yang memebri waktu respons yang lama dan sering kali nanti, atau pakar dan konsultan SI yang mengelola berbagai proyek pengembangan aplikasi dengan tidak benar.
1.5.1 Keterlibatan dan Tata Kelola Manajemen
            Keterlibatan tingkat manajerial dan pemakai akhir (management and end user involvement) yang ekstensif dan berarti, adalah bahan utama dari kinerja sistem informasi yang berkualitas tinggi. Melibatkan para manajer bisnis dalam keterbukaan dari fungsi SI dan praktisi bisnis dalam pengembangan aplikasi SI, seharusnya akan membentuk respons dari manajemen atas berbagai tantangan dalam meningkatkan nilai bisnis teknologi informasi.
Melibatkan para manajer dalam manajemen TI (dari CEO hingga para manajer unit bisnis) membutuhkan pengembangan struktur tata kelola (governance structures) – seperti dewan eksekutif dan komite pelaksana – yang mendorong keterlibatan aktif mereka dalam perencanaan dan pengendalian penggunaan bisnis TI. Jadi, banyak organisasi memiliki kebijakan yang mensyaratkan para manajer terlibat dalam keputusan TI yang dapat mempengaruhi unit bisnis mereka. Hal ini membantu para manajer untuk menghindari masalah kinerja SI dalam unit bisnis dan proyek pengembangan mereka. Melalui tingkat keterlibatan yang tinggi ini, para manajer dapat meningkatkan nilai bisnis strategis dari teknologi informasi.


BAGIAN II MENGELOLA TI GLOBAL

2.1 Dimensi Internasional
Dimensi internasional telah menjadi bagian penting dalam mengelola perusahaan di ekonomi global yang saling berhubungan dan pasar saat ini. Entah seorang manajer dalam perusahaan besar atau pemilik usaha kecil, akan dipengaruhi oleh perkembangan bisnis internasional, dan berhubungan dalam cara tertentu dengan berbagai orang, produk, atau jasa yang asalnya bukan dari negara asal.

2.2 Manajemen TI Global
Pada Gambar. 4 mengilustrasikan berbagai dimensi dasar dari pekerjaan mengelola teknologi informasi global. Semua aktivitas global harus disesuaikan untuk memperhitungkan tantangan budaya, politik, dan geoekonomi yang ada dalam masyarakat bisnis internasional. Mengembangkan strategi bisnis dan TI yang tepat untuk pasar global harus merupakan langkah awal dalam manajemen teknologi informasi global (global information technology management). Pemakai akhir dan para manajer SI dapat berpindah ke pengembangan portofolio aplikasi bisnis yang dibutuhkan untuk mendukung strategi bisnis/TI; hardware, software, dan standar teknologi berbasis internet untuk mendukung berbagai aplikasi; metode manajemen sumber daya data untuk menyediakan database yang dibutuhkan; serta akhirnya proyek pengembangan sistem yang akan menghasilkan sistem informasi global yang diminta.
           
Gambar 4. Dimensi-dimensi utama manajemen teknologi e-business global
2.3 Tantangan Budaya, Politik, dan Geoekonomi
            Terdapat banyak kenyataan budaya, politik, dan geoekonomi (geografis dan ekonomi) yang harus dihadapi agar dapat berhasil dalam pasar global. Manajemen teknologi informasi global harus berfokus pada pengembangan strategi teknologi informasi bisnis global dan mengelola portofolio apliaksi e-business global, teknologi internet, standar, database, dan proyek pengembangan sistem. Akan tetapi para manajer juga harus mencapai hal itu menggunakan perspektif dan metode yang memperhitungkan perbedaan budaya, politik, dan geoekonomi yang ada ketika melakukan bisnis secara internasional.
            Tantangan politik (political challenge) terbesar adalah banyaknya negara mempunyai regulasi peraturan atau pelarangan transfer data seperti data personel dari dan ke negaranya. Negara lainnya ada yang melarang impor hardware dan software. Sedangkan negara lainnya menetapkan undang-undang menyangkut local content, pengenaan pajak yang tinggi, atau melarang impor hardware dan software.
Tantangan geoekonomi (geoeconomics challenges) dalam bisnis global dan TI merupakan pengaruh geografi terhadap realitas ekonomi dari aktfitas bisnis internasional. Jauhnya jarak fisik yang terlibat masih merupakan masalah utama, bahkan dalam era telekomunikasi internet dan perjalanan dengan pesawat jet. Misalnya, perbedaan kualitas, telepon, perbedaan zona waktu, dan perbedaan biaya tenaga kerja. Semua tantangan geoekonomi ini harus ditangani ketika mengembangkan strategi bisnis/TI global.
Tantangan budaya (cultural challenges) menghadapi bisnis global adalah berbagai perbedaan dalam bahasa, agama, cultural interests, adat, kebiasaaan, perilaku social dan filosofi politik. Tentu saja, para manajer TI global harus dilatih dan menajamkan pemahaman atas perbedaan budaya sebelum mereka dikirim ke luar negari atau dibawa ke negara asal perusahaan. Tantangan budaya lainnya meliputi berbagai perbedaan dalam gaya kerja dan hubungan bisnis.

2.4 Strategi Bisnis/TI Global
Banyak perusahaan bergeser menuju strategi lintas negara (transnational strategies) yang mengintegrasikan aktivitas bisnis/TI global melalui kerja sama dekat dan saling ketergantungan antara anak perusahaan di seluruh dunia dengan kantor pusat perusahaan. Bisnis bergeser menjauh dari (1) strategi multinasional dengan anak perusahaan di luar negeri beroperasi secara mandiri; (2) strategi internasional dengan anak perusahaan mandiri tetapi bergantung pada kantor pusat untuk berbagi proses, produk, dan ide baru; atau (3) strategi global, dengan operasi perusahaan di seluruh dunia dikelola secara intensif oleh kantor pusat.

2.5 Aplikasi Bisnis/TI Global
Aplikasi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan global bergantung pada strategi bisnis TI serta keahlian dan pengalamannya dalam TI. Akan tetapi, aplikasi TI juga bergantung pada berbagai jenis penggerak bisnis global (global business drivers), yaitu permintaan bisnis yang disebabkan oleh sifat industry dan persaingan atau tekanan lingkungannya. Skala ekonomi yang dihasilkan oleh operasi bisnis secara global adalah penggerak bisnis lainnya yang membutuhkan dukungan aplikasi TI global.

2.6 Standar TI Global
Manajemen atas standar teknologi (juga disebut sebagai infrastruktur teknologi) adalah dimensi lain dari manajemen TI global – yaitu, mengelola hardware, software, sumber daya data, jaringan telekomunikasi, dan fasilitas komputasi yang mendukung operasi bisnis global. Manajemen dari standar TI global bukan hanya secara teknis rumit, tetapi juga memiliki implikasi besar atas politik dan budaya. Mengelola jaringan komunikasi data internasional, termasuk internet, intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya, adalah tantangan utama TI global.
Membuat fasilitas komputasi secara internasional adalah tantangan global lainnya. Perusahaan dengan operasi bisnis global biasanya membuat atau menyewa integrator sistem untuk pusat-pusat data tambahan dalam anak-anak perusahaan di berbagai negara lain. Berbagai perusahaan global berpaling pada penyedia jasa aplikasi atau integrator sistem seperti EDS atau IBM untuk mengelola operasi di luar negeri.

2.6.1 Internet sebagai Standar TI Global
Dalam beberapa tahun, internet, dengan ribuan jaringan komputer dan database yang saling terhubung, menjadi standar teknologi yang bebas dari halangan dan batas internasional yang tradisional. Dengan menghubungkan bisnis ke infrastruktur global online, berbagai perusahaan dapat memperluas pasar, mengurangi biaya komunikasi dan distribusi, serta meningkatkan margin laba tanpa pengeluaran besar biaya untuk fasilitas telekomunikasi baru tersebut.
Internet bersama dengan teknologi intranet dan ekstranet yang terkait, memebri saluran interaktif yang berbiaya rendah untuk komunikasi dan pertukaran data dengan para karyawan, pelanggan, pemasok, distributor, produsen, pengembang produk, pendukung keuangan, penyedia informasi, dan lain-lainnya. Bahkan, semua pihak yang terlibat dapat menggunakan internet dan jaringan lainnya yang terkait untuk berkomunikasi dan bekerja sama agar dapat membawa perusahaan mencapai keberhasilan.

2.7 Berbagai Isu Akses Data Global
            Isu-isu akses data global (global data access) merupakan hambatan teknologi dalam operasi bisnis global. Contoh utama adalah isu tentang aliran data lintas negara (transborder data flow – TDF), yang memungkinkan aliran data melintasi batas internasional mellaui jaringan telekomunikasi sistem informasi global. Banyak negara memandang TDF melanggar status kemerdekaan mereka, melanggar peraturan hokum karena melindungi industry TI local dari persaingan, atau melanggar peraturan tenaga kerja untuk melindungi pekerjaan lokal. Dalam banyak kasus, isu bisnis aliran data yang tampaknya sensitif dari segi politik adalah yang memepengaruhi pergerakan keluar dari negara atas data personal e-commerce serta aplikasi sumber daya manusia.

2.8 Perkembangan Sistem Global
            Seringkali terdapat konflik antara kebutuhan sistem lokal dengan sistem global dan kesulitan dalam menyepakati fitur umum sistem yang dipakai bersama. Diperlukan antara lima sampai 10 kali lebih lama untuk mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan sistem jika user dan developernya datang dari berbagai negara.
Strategi untuk mengatasai masalah pengembangan sistem dalam TI global adalah :
1. Mengubah aplikasi yang digunakan oleh kantor induk ke dalam aplikasi global.
2. Membentuk tim pengembangan multinasional dengan orang-orang penting dari beberapa anak perusahaan.
3. Pengembangan paralel, dimana masing-masing anak perusahaan yang berbeda mengerjakan bagian dari sistem dan kantor induk mengembangkan pada saat yang bersamaan.
4. Menunjuk center of execellence, dimana anak perusahaan tertentu yang lebih berpengalaman ditunjuk untuk mengembangkan sistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar